KABARFRESH.COM – Omah Satu Bangsa gandeng Kementrian Agama adakan workshop Cirebon Multikulturalisme pada Selasa,(3/12/2024) bertempat di aula Islamic Center kota Cirebon.
Wahyono selaku ketua pelaksana mengatakan, bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan spirit keberagaman di Cirebon. Juga memberikan pemahaman kepada para pegiat moderasi beragama di Cirebon.
“Ini sesuai tema kita kali ini yakni, spirit keberagaman Cirebon untuk penguatan toleransi dan moderasi beragama dikalangan budayawan, seniman dan tokoh lintas agama,” katanya.
Lebih lanjut Wahyono menambahkan bahwa ini bisa menjadi awal kebangkitan moderasi beragama di Cirebon.
” Semoga ini jadi awal yang baik untuk pergerakan moderasi di Cirebon, khusunya kota Cirebon,” tambahnya.
Dalam acara ini, Omah Satu Bangsa menghadirkan 3 pemateri beragam. Sesuai kapasitas dan keilmuannya.
Pertama dari budayawan yakni Permadi, kedua ketua FKUB Kota Cirebon, Abdul Hamid, dan ketiga Ahmad Yani sebagai akademisi.
Dalam pemaparan materi RH Permadi selaku budayawan mengatakan, toleransi beragama atau moderasi beragama di Cirebon sudah ada sejak zaman dahulu, sudah ada sejak zaman pangeran cakrabuana.
” Zaman Sunan Gunung Jati sudah ada, contohnya banyak koya bisa lihat corak bangunan Cirebon seperti masjid panjunan dan bangunan lainya,” papar Permadi.
Senada dengan Permadi, Ahmad Yani selaku akademisi mengatakan, bukti lain bahwa moderasi atau toleransi beragama sudah sejak zaman sunan gunung jati yakni pernikahan sunan gunung jati dan putri Ong Tien.
” Kita bisa lihat pernikahan Putri Ong Tien dengan sunan gunung jati yang merupakan putri dari Tionghoa,” katanya.
Ahmad Yani menambahkan ada 4 indikator pemahaman moderasi beragama.
1. Komitmen kebangsaan
2. Toleran terhadap perbedaan
3. Anti kekerasan
4. Penerimaan terhadap budaya lokal.
Sementara itu, ketua FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) Kota Cirebon Abdul Hamid dalam pemaparannya mengatakan, saat ini kota Cirebon sedang menjadi pembahasan nasional terkait adanya permasalahan yang terjadi terkait penggunaan gudang sebagai tempat ibadah.
” Kami FKUB sudah menempuh step by step terkait persoalan ini,” paparnya.
Abdul Hamid juga mengatakan, bahwa saat ini FKUB kota Cirebon sedang mencanangkan satu gagasan yakni pengembangan wisata religi lintas agama kota Cirebon.
“Semoga ini akan terealisasi dan kota Cirebon menjadi kota yang penuh toleransi,” Pungkasnya.