IKSASS Sub Rayon Gunung Jati Gelar Rotibul Haddad Dan Bahas Isu-Isu Keagamaan

Photo: Jam'iyyah IKSASS Sub Rayon Gunung Jati, Jawa Barat.

KABARFRESH.COM – Ikatan Santri dan Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Sukorejo Situbondo Jawa Timur, Sub Rayon Gunung Jati Jawa Barat mengadakan agenda rutinan Rotibul Haddad. Kali ini rutinan dilaksanakan di Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/4/2024).

Acara diisi dengan pembacaan Rotibul Haddad secara bersama-sama, kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan seputar isu-isu keagamaan dan diakhiri dengan ramah tamah.

IKSASS Sub Rayon Gunung Jati mulai dirintis dan dijalankan pada tanggal 13 Desember 2021, bermula dari amanah pengasuh pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, KHR. Fawaid As’ad Syamsul Arifin yang saat ini pengasuh pesantren dipimpin oleh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, “kata KH. Juedi, pimpinan IKSASS Sub Rayon Gunung Jati Jawa Barat.

Awalnya rutinan Rotibul Hadad hanya diikuti beberapa orang saja. Alhamdulillah semakin ke sini, jam’iyyah santri dan alumni ponpes Salafiyah Syafi’iyah dari Indramayu dan Cirebon semakin bertambah, “jelasnya.

Pada kesempatan itu, para alumni juga membahas seputar isu-isu keagamaan yang berkembang, seperti paham radikal, paham sesat, dan Ustadz atau Habib “abal-abal” (palsu).

Menurut Ustadz Ahmad Fadholi, Salah satu anggota IKSASS, saat ini sudah banyak bermunculan sekelompok aliran tertentu yang mengatasnamakan Islam, akan tetapi Islam yang diajarkan bersifat doktrinasi dan cenderung ekstrim, tidak mencerminkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin.

Tidak sedikit juga oknum yang mengatasnamakan pengasuh pondok pesantren, akan tetapi tidak mencerminkan kepribadian, keilmuan dan akhlaknya sebagai seorang Ustadz, sehingga justru merusak dan mencemarkan nama baik dunia pondok pesantren. Ini merupakan tantangan para santri dan alumni pesantren saat ini, “ungkapnya.

Melihat zaman yang terus berkembang, santri juga harus bisa beradaptasi dan mengikuti trend masa kini atau yang sedang berkembang, dengan tetap menjaga nilai-nilai keislaman.

Kegiatan jam’iyyah ke depan sebaiknya tidak sekedar pembacaan Rotibul Haddad, melainkan diikuti dengan pengkajian keilmuan atau pembahasan seputar isu-isu keagamaan yang berkembang, “harapnya.***

Writer: NurkholisEditor: Ahmad Fadholi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *