Ragam  

Makna Bulan Safar Dan Amalan di Hari Rebo Wekasan Untuk Tolak Bala’

KABARFRESH.COM — Pada tahun hijriyah, khususnya di bulan Safar, terdapat satu hari yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan, atau Rabu terakhir di bulan tersebut. Kali ini jatuh pada Selasa malam, 3 September 2024, 29 malam 30 bulan Safar 1446 H.

Muncul banyak mitos dan keyakinan yang berkembang di masyarakat bahwa pada rebo wekasan akan terjadi malapetaka dan bencana. Karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat melakukan berbagai ritual keagamaan, mulai dari shalat, membaca ayat-ayat Al-Quran yang dianggap sebagai ayat selamat, dzikir hingga do’a-do’a.

Perlu diketahui, bahwa Safar dalam bahasa Arab berarti kosong atau sepi. Imam Abul Fida Ismail bin Umar ad-Dimisyqi, atau lebih dikenal dengan sebutan Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H) menjelaskan, bahwa penamaan bulan Safar tidak lepas dari keadaan orang Arab tempo dulu pada bulan ini.

Safar yang memiliki arti “sepi” atau “sunyi” sesuai keadaan masyarakat Arab yang selalu sepi pada bulan Safar. Sepi dalam arti senyapnya rumah-rumah mereka karena orang-orang keluar meninggalkan rumah untuk perang dan bepergian. Imam Ibnu Katsir menjelaskan:

صَفَرْ: سُمِيَ بِذَلِكَ لِخُلُوِّ بُيُوْتِهِمْ مِنْهُمْ، حِيْنَ يَخْرُجُوْنَ لِلْقِتَالِ وَالْأَسْفَارِ

Artinya, “Safar dinamakan dengan nama tersebut, karena sepinya rumah-rumah mereka dari mereka, ketika mereka keluar untuk perang dan bepergian.” (Ibnu Katsir, Tafsîrubnu Katsîr, [Dârut Thayyibah, 1999], juz IV, halaman 146).

Disebutkan dalam kitab yang ditulis oleh Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH M. Djamaluddin Ahmad, yaitu kitab Al-Risalah Al-Badi’ah halaman 83, ada amalan yang dapat dilakukan pada hari Rebo Wekasan.

Amalan tersebut berangkat dari kesaksian sebagian orang ahli makrifat termasuk orang yang ahli mukasyafah (orang yang bashirah sirrinya telah dibuka oleh Allah sehingga dapat mengetahui sesuatu yang gaib) dan ahli tamkin (orang yang sudah mapan di dalam derajat haqiqat/makrifat), mereka berkata bahwa setiap tahun Allah menurunkan bencana jumlahnya 320.000 bencana, kesemuanya diturunkan pada hari Rabu yang terakhir bulan Safar.

Dalam kitab Al-Risalah Al-Badi’ah dianjurkan untuk shalat 4 rakaat dengan niat shalat mutlak atau shalat sunat Lidaf’i Bala (menolak bala).

Sholat sunnah tersebut dapat dilakukan pada malam hari yaitu Selasa malam Rabu.

Niat:

أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى

اُصَلِّي سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلاَءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Dua niat diatas, pilih salah satu. Niat pertama shalat sunat Mutlak dan niat kedua niat shalat sunat lidaf’il bala.

Tiap rakaatnya membaca:
1. Surat Al-Fatihah 1x
2. Surat Al-Kautsar 17x
3. Surat Al-Ikhlas 5x
4. Surat Al-Falaq 1x
5. Surat An-Naas 1x

Setelah salam membaca doa:

1. Jika sendirian:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَاعزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيع عَلَّقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيع خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجملُ، يَا مُتفضِلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لاَ إلهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

2. Jika bersama-sama:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ القوى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالَ، يَا عَزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنَا مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِلُ، يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لا إِلهَ إِلَّا أَنتَ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

اللهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنَا شَرَّ هَذَا اليوم. وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ الله وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلا بالله العلي العظيم، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Maka Allah dengan sifat kemuliaan, kemurahan dan lemah lembut-Nya akan menjaga orang tersebut dari semua bencana yang diturunkan pada hari itu. Bencana- bencana itu tidak akan mengitari di sekitarnya sampai sempurna satu tahun.”

Amalan shalat ini boleh dikerjakan bersama-sama, akan tetapi tidak boleh dikerjakan secara berjamaah.

Manusia hanya bisa berupaya dan berdo’a dengan harapan apa yang telah diupayakan dapat terkabul. Selanjutnya bencana, malapetaka, atau musibah itu terjadi atau tidak terjadi, semua berlaku atas kuasa dan kehendak Allah SWT. Wallahu a’lam.***

Writer: Ahmad FadholiEditor: Ahmad Fadholi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *